Selamat Datang di Kampung Maya Si Gadis Ceria

Lagi-lagi menyebalkan

11.30

sekarang aku lagi ngantri di salah satu tempat yang paling menyebalkan d Cairo ini:
*JAWAZAT*,selain su'un thulab-tempat ngantri buku & tashdiq-tentunya.

Ah,tapi ya sudahlah. Sepertinya KESABARAN memang harus menjadi sahabat terbaikku kini.Di negeri orang,emang bisa ngapain? Selain mengeluh,nggerundel,teriak-teriak,yang atsarnya ada ato nggak aja ga bisa di pastikan:(
tapi sekali lagi...Ya sudahlah.
Bismillah aja,pastinya HIKMAH sedang menunggu di blik sana,ya ga?:)

Hmm...Tapi lumayanlah, aku masih bisa ng'blog untuk sekedar mengurangi rasa penat yang memang kelihatan enggan untuk menghilang. Baru habis beberapa lembar muqoror, otak serasa nggak loading lagi:(
fiuhh, whatever...Its life;)

Oh iya,kok aku jadi inget obrolanku bareng temen serumahku, semalem ya!
Beberapa saat setelah acara oel-tah sederhana si Najdah,adek kelasku.

Topik sederhana tentang satu hal yang kita rasakan selama ini.
*KEBERSAMAAN*

Di rumah, aku merasa kebersamaan itu begitu terasa. Bukan lagi sebagai teman yang solid. Lebih dari itu, aku merasa kita ber-7 adalah saudara.

Bertujuh dalam satu bangunan yang bernama rumah. Bernuansa ungu dengan dua kamar,satu ruang tamu yang cukup luas untuk ukuran mahasiswa, satu kamar mandi dan satu dapur. "hah? Tujuh orang cuma dua kamar?", respon yang sering kudapat saat ceritaku sampa di telinga mereka. "ga sumpek tuh mit?", komentar susulan yang kerap mereka lontarkan. Dan satu jawabanku...Senyum:)

Memang sih, di banding beberapa rumah yang pernah aku singgahi sebagai taman untukku berteduh di bumi kinanah ini, rumah ini menempati posisi pertama sebagai rumah t'sumpek:D. Rumah dengan personil terbanyak dan jumlah kamar tersedikit. I thougt it would be hard to me, at that time:(.

But the real isn't like that
to be continue
(Mood nulisnya dah habis, nunggu petugas jawazat kelamaan)

Uffh...Tau nggak pa yg terjadi ma aku sekarang??

Hmm...Do you know that i'm so BORED now!!

Lagi nungguin tashdiq euy...HUAHUAHUA...Nyebelin.
Jadi ga mood mau masuk mukhadharah ketiga {hayyah..Bilang ja emang males dari awal:P}

Setor data jam 9,ngambilnya jam 1,pake acara molor lagi si Ablah,wekz
Mesir..Mesir:(

capek deh!!

Semburat wajah kekasih

Semburat wajah sang kekasih
Ada, meski tak nampak
Indahnya terasa, meski samar
Sejuknya merajukku, dan aku pun teráyu oleh-Nya

Sentuhan-Nya melumpuhkanku
Lidahku kelu saat mengucap asma-Nya
Aku tebujur kaku oleh cinta-Nya
Yang selalu ingin ku raih

Namun kenapa penghalang itu begitu besar

Aku tahu engkau juga mencintaiku
Bahkan cinta-Mu lebih besar dari cintaku
Namun kau juga mengirimkan banyak hal
Yang sering membuatku telupa oleh-Mu
Kenapa kekasihku?

Terlalu naifkah jika hal itu ku pertanyakan?
Maaf kekasihku
Maaf…

Aku begini karena aku dhaif
Masih saja ku biarkan selain-Mu mengisi ruang ini
Ruang, yang seharusnya adalah milik-Mu
Hanya milik-Mu
Dan sayang sekali
Seringkali lakuku mengamininya

Ah dasar nafsu
Selalu saja ikut campur dalam urusan percintaanku
Dia membuat cintaku tak sebening milik-Nya

Kesempurnaan tak berarti

Apa arti sebuah kesempurnaan?

Aku ingin dia tak berarti apa-apa
Aku ingin dia tak berarti bagi siapa saja
Aku ingin dia tak berprestise

Bosan dengan kata sempurna itu
Siapa saja menginginkannya
Dan selalu berusaha menjadinya
Namun semua seakan kotor

Sempurna penuh tendensi
Sempurna tak sepenuh hati
Sempurna tak benar-benar sempurna
Sempurna tanpa arti

Lalu, bukankah lebih baik sempurna itu tak berarti???

Bukankah saat merasa kurang, itulah sempurna
Saat merasa tak sempurna, itulah sempurna

Ah, bosan!

El_Funny
Kairo 210808
10:25

Baik bukan berarti "yang terbaik"

Baik bukan berarti “yang terbaik”
14.56


Dimana-mana, orang selalu berusaha mencari sesuatu yang baik, lalu menganggap semua itu lah yang terbaik baginya.

Berusaha mencari, mengejar dan memiliki “baik”itu. Kekurangan menjadi satu hal yang terdiskreditkan. Sama sekali tidak terakui eksistensinya. Atau kalaupun ada, hampir tak ada yang bersedia menyentuhnya. Yah, itulah manusia, makhluk Tuhan yang berpotensi menjadi makhluk yang paling serakah di antara yang lainnnya.

Hanya saja logika manusia sering terkalahkan dengan suara nafsu yang mengaku sebagai naluri. Semua selalu ada legalisasi, kompromi yang tak kenal etika.

Tentu saja, tak bisa di pungkiri, sebuah kesempurnaan memang menjadi satu hal yang idam-idamkan manusia. Entah dari dirinya sendiri ataupun orang lain. Menjadi sempurna untuk mendapatkan kesempurnaan. Sekilas, memang indah. Namun apakah kesempurnaan itulah yang terbaik baginya? Wallahua’lam.

Mencibir kekurangan tanpa pikir panjang. Tidak mencoba mencari sesuatu di baliknya. Tidak mencoba memahami apa yang di simpannya. Toh, kekurangan tak selamanya menjadi dirinya. Ah, seandainya semua orang memahaminya, termasuk aku.

Baik sendiri itu olahan subjektifitas manusia. Yang natijahnya pun akan selalu menjadi relatif, meski tidak menutup kemungkinan barometer umum itu akan terbangun dengan adanya suara mayoritas. Baik menurut satu orang, belum tentu baik menurut yang lain, terlebih lagi menurut-Nya. Aku sendiri belum menemukan mizan yang pas untuk menentukannya.

Tapi memang benar, manusia memang harus selalu mencoba untuk melakukan yang terbaik bagi apa dan siapa saja. Perintah Tuhan juga bukan?!

Lalu bagaimana dengan sesuatu yang akan di dapatkan?
Apakah harus mencoba mendapat yang baik juga?
Yaps, betul. Manusia pun harus selalu mencoba untuk mendapatkan yang baik. Hanya saja, sang muara bukanlah itu, tetapi "yang terbaik". Karena sesuatu yang baik (menurut kita-manusia-) belum tentu yang terbaik. Baik dan terbaik it berbeda. Persamaannya hanyalah, keduanya sama-sama di inginkan oleh manusia.[regards]


DH Palace, 11 Nov 2008
By: El_Funny