Selamat Datang di Kampung Maya Si Gadis Ceria

Manusia sering terjebak oleh ambisi dan kepentingan.
Keinginan yang sering berbenturan dengan realitas, sering mengoyak idealisme palsu manusia. Idealisme tanpa dasar. Idealisme tanpa rasio. Idealisme tanpa nurani. Idealisme yang hanya sebuah simbol.

Aku ingat saat ku menginginkan banyak hal. Masa kecilku...
Merengek, menangis, bahkan pasang aksi ngambek sama orang tua, hanya karena keinginanku tak terpenuhi.
Hanya karena sebuah boneka mungil, aku rela tuk membuat air mataku mubadzir begitu saja.
Hanya karena sebuah baju baru, aku berteriak meluapkan emosi labilku.
Hanya karena sebuah sepatu pengganti sepatu bututku, akupun nekat tuk bolos sekolah.
Hahaha...
masa kecilku
Begitu manjanya, sampai begitu menjijikkan bila ku mengingatnya.

Kini...
Tentu bukan masaku seperti itu. Aku harus bisa berdiri di atas power Tuhan untukku. Aku tak mungkin menarik semua orang masuk pada arenaku. Yang mungkin saja, hanya bisa di pahami oleh seorang aku.

Hanya saja, entah apa yang membuatku sedikit illfeel dengan makhluk yang bernama idealisme. Aktor penjebak dalam kungkungan ambisi, yang banyak tidak di sadari oleh makhluk yang bernama manusia.

Ah...berjalan sajalah
ikuti jalan lurus, izinkan sang nurani menjadi navigasi
Tuhan kan ikuti...
meski sebenarnya, Dia lah yang mengerti

el-Funny
Kairo, 27 Juli 2008
16:16

0 comments: