Selamat Datang di Kampung Maya Si Gadis Ceria

Secuil skenario indah

"Mbak orang-orang itu lucu ya, asik n seru lagi?". Kata temenku serumahku dalam perjalanan ke kuliah kemarin.
"Yups...mereka memang asyik n nggak ada garing-garingnya. Adaaa aja yang di bikin lucu", Sahutku. Sejenak kita tertawa ketika memori kebersamaan kita dengan mereka semalem terlintas begitu saja di benak kita.
Hmm...sebuah komunitas yang sempat di pandang sebelah mata oleh sebagian orang yang belum mengerti tentang kita dan mereka. Yang justru sebaliknya, mereka membuatku dan temen-temenku beruntung menemukan dan menjadi bagian dari komunitas ini.
Mereka adalah keluargaku...
Mereka adalah teman-temanku...
Mereka adalah saudara-saudaraku...
Meskipun personel nggak selengkap dulu, nggak bikin kebersamaan kita garing atau off gitu aja. Memori-memori itu tersimpan rapi. Sesekali juga kita ngobrolin event-event yang menyenangkan kita dulu.
"Tapi...nyadar nggak sih?", tiba-tiba aku memulai pembicaraanku dengan temanku, setelah beberapa saat kita terbang dengan khayalan masing-masing. "Napa mbak?", tanyanya penasaran.
"Sepertinya nggak lama lagi, skenario tuhan tentang kita akan berakhir. Ups, bukan berakhir...tapi tertunda. Sebelum kita akan berkumpul lagi untuk mengukir kisah baru dengan mereka. Dan tentu saja di tempat yang berbeda!". Temanku terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kataku barusan.
"Hmm...iyah ya mbak. Bentar lagi Kak "A","B" dan"C" mau pulang. Kak "D" mo ngelanjutin di Sudan. Kak "F" dah nikah, dan tentunya dah punya tanggung jawab n kesibukan sendiri. Sedangkan kita-kita sendiri pada ngerencanain masuk asrama". Fiiuuuhhh...aku dan temenku saling berpandangan dan tersenyum.
"Tapi aku ngerasa ini skenario yang indah. Kita bertemu dengan cara yang lucu dan kemudian akrab. Kita sering berbagi. Kita semua punya background yang berbeda bahkan sebenernya karakter kita pun beda jauh dengan mereka. Prinsip pun nggak bisa di bilang sama atau searah. Tapi kita nyambung yah?. Mereka juga menghormati kita, tau bagaimana harus bersikap ma kita, dan itu yang membuat kita nyaman!". Sedikit aku mencoba mengungkapkan kesanku selama ini. Temenku hanya tersenyum...
Ah sudahlah...
bukankah semua harus berubah, nggak boleh stagnan?
Tapi beneran deh, aku bersyukur ma Allah
Dia telah mengukir secuil skenario indah untuk kita...
Terimakasih Tuhan
[regards]

0 comments: