LOKAKARYA 12-13 April 8
Sebuah gebrakan, ide cemerlang dari Bapak Dubes yang inisiatif, Abdurrahman Muhammad Fakhir. Muktamar dengan tema “Pola Pembinaan efektif untuk mendukung prestasi masisir” di adakan besar-besaran dengan menghadirkan lebih dari 50 stakes holder Indonesia ke Mesir dan berlokasi di gedung ACC (Azhar Conference Centre). Meskipun ada beberapa kontroversi sebelum pelaksanaan acara ini, baik yang menyangkut besarnya dana yang di keluarkan, ataupun sekedar implikasi dari ketakutan mereka jika nantinya Lokakarya hanya akan menjadi sebuah wacana dan event besar tanpa atsar signifikan. Namun terlepas dari itu semua, selalu tak ada yang salah dengan mencoba untuk menjadi lebih baik, apapun resikonya. Justru bukan sesuatu yang bijak ketika kita membiarkan sebuah masalah menjadi stagnan tanpa berpikir untuk melakukan perubahan.
Menarik apa yang di katakan oleh Bpk. Din Syamsuddin, ketua PP Muhammadiyah. A M Fakhir, “ini Dubes baru, dan ini baru Dubes”. Sepertinya Pak Din memang tidak salah menyebut beliau begitu. Bijak, cerdas, tegas serta performance yang ramah dengan tanpa menanggalkan wibawanya, membuat beliau layak mendapat sebutan itu.
Konsekuensinya (baca: Lokakarya) yang besar, tidak menghalangi beliau untuk tetap merealisasikan acara ini, sebab Lokakarya merupakan ajang menyatukan presepsi untuk mencari solusi serta aplikasi dengan langkah konkret yang di inginkan.
Hanya saja, ada beberapa hal yang sangat di sayangkan. Di antaranya, ketidak hadiran beberapa stakes holder penting pada acara inti, Sidang komisi dan Sidang Pleno. Nampaknya, kekhawatiran beberapa rekan mahasiswa sebelumnya, tidak bisa sepenuhnya di salahkan. Pertanyaan sederhana namun layak untuk di utarakan adalah, “Kemana mereka?” dan “Untuk apa mereka ke Mesir?”. Meskipun –seandainya- absen tersebut berhubungan dengan hajat Negara ataupun yang lainnya (baca: pribadi), mengingat urun ide mereka pun sangat penting disini.
Whatever, mufakat telah di capai. Satu harapan kita semua. Semoga Lokakarya benar-benar menjadi langkah awal untuk revolusi akbar Masisir serta tidak hanya menjadi sebuah catatan sejarah tanpa ada langkah konkret serta perubahan yang signifikan.
Kita mulai dengan Bismillah…Bi Idznillah…Lillahita’ala…!!!
Ya Allah…berikan yang terbaik untuk kami semua (Terutama para Masisir), amin.
Selasa, 15 April 2008.
Sebuah gebrakan, ide cemerlang dari Bapak Dubes yang inisiatif, Abdurrahman Muhammad Fakhir. Muktamar dengan tema “Pola Pembinaan efektif untuk mendukung prestasi masisir” di adakan besar-besaran dengan menghadirkan lebih dari 50 stakes holder Indonesia ke Mesir dan berlokasi di gedung ACC (Azhar Conference Centre). Meskipun ada beberapa kontroversi sebelum pelaksanaan acara ini, baik yang menyangkut besarnya dana yang di keluarkan, ataupun sekedar implikasi dari ketakutan mereka jika nantinya Lokakarya hanya akan menjadi sebuah wacana dan event besar tanpa atsar signifikan. Namun terlepas dari itu semua, selalu tak ada yang salah dengan mencoba untuk menjadi lebih baik, apapun resikonya. Justru bukan sesuatu yang bijak ketika kita membiarkan sebuah masalah menjadi stagnan tanpa berpikir untuk melakukan perubahan.
Menarik apa yang di katakan oleh Bpk. Din Syamsuddin, ketua PP Muhammadiyah. A M Fakhir, “ini Dubes baru, dan ini baru Dubes”. Sepertinya Pak Din memang tidak salah menyebut beliau begitu. Bijak, cerdas, tegas serta performance yang ramah dengan tanpa menanggalkan wibawanya, membuat beliau layak mendapat sebutan itu.
Konsekuensinya (baca: Lokakarya) yang besar, tidak menghalangi beliau untuk tetap merealisasikan acara ini, sebab Lokakarya merupakan ajang menyatukan presepsi untuk mencari solusi serta aplikasi dengan langkah konkret yang di inginkan.
Hanya saja, ada beberapa hal yang sangat di sayangkan. Di antaranya, ketidak hadiran beberapa stakes holder penting pada acara inti, Sidang komisi dan Sidang Pleno. Nampaknya, kekhawatiran beberapa rekan mahasiswa sebelumnya, tidak bisa sepenuhnya di salahkan. Pertanyaan sederhana namun layak untuk di utarakan adalah, “Kemana mereka?” dan “Untuk apa mereka ke Mesir?”. Meskipun –seandainya- absen tersebut berhubungan dengan hajat Negara ataupun yang lainnya (baca: pribadi), mengingat urun ide mereka pun sangat penting disini.
Whatever, mufakat telah di capai. Satu harapan kita semua. Semoga Lokakarya benar-benar menjadi langkah awal untuk revolusi akbar Masisir serta tidak hanya menjadi sebuah catatan sejarah tanpa ada langkah konkret serta perubahan yang signifikan.
Kita mulai dengan Bismillah…Bi Idznillah…Lillahita’ala…!!!
Ya Allah…berikan yang terbaik untuk kami semua (Terutama para Masisir), amin.
Selasa, 15 April 2008.
0 comments:
Post a Comment